BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
Pengukuran
adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya terhadap suatu
standar atau satuan ukur. Pengukuran tidak hanya terbatas pada kuantitas fisik,
tetapi juga dapat diperluas untuk mengukur hampir semua benda yang bisa
dibayangkan, seperti tingkat ketidakpastian, atau indeks kepercayaan konsumen.
Pengukuran ada beberapa macam alat yaitu: mikrometer, jangka sorong, dan
lain-lain.
Dalam
fisika dan teknik, pengukuran merupakan aktivitas yang membandingkan kuantitas
fisik dari objek dan kejadian dunia-nyata. Alat ukur adalah alat yang digunakan
untuk mengukur benda atau kejadian tersebut. Seluruh alat pengukur dapat
terkena kesalahan peralatan yang bervariasi. Bidang ilmu yang mempelajari
cara-cara pengukuran dinamakan metrologi.
2.2 Jangka Sorong
Jangka sorong (Vernier Caliper) adalah
instrumen presisi yang dapat digunakan untuk mengukur dimensi benda bagian
dalam dan luar, ditinjau dari cara pembacaannya vernier caliper dapat di bagi
dua, yaitu vernier caliper manual, dan digital. Pengukuran menggunakan vernier
caliper manual lebih sulit bila dibandingkan dengan yang digital, karena hasil
pengukuran diinterpretasi dari skala oleh pengguna, sedangkan hasil pengukuran
menggunakan yang digital dapat dibaca langsung pada layar LCD. Versi manual
memiliki dua skala imperial (skala dalam inci) dan metrik (skala dalam
milimeter). Vernier manual masih bisa dibeli dan tetap populer karena jauh lebih
murah daripada versi digital. Juga, versi digital membutuhkan baterai kecil
sedangkan versi manual tidak membutuhkan sumber listrik.
Gambar 2.1 Jangka Sorong
(Sumber.http://www.needlethreadhere.com)
2.2.1 Bagian-Bagian Jangka Sorong
Bagian-bagian
jangka sorong sebagai berikut:
1) Rahang dalam (internal jaws), yang berfungsi sebagai alat
untuk mengukur diameter suatu benda, misalnya diameter cincin. Rahang dalam
terdiri dari dua rahang yaitu rahang tetap dan rahang yang bisa digeser-geser
(rahang geser).
2) Rahang luar (external jaws), yang berfungsi sebagai alat
untuk mengukur panjang suatu benda. Rahang luar juga terdiri dari dua rahang
yaitu rahang tetap dan rahang yang bisa digeser-geser (rahang geser).
3) Sekrup pengunci (Locking Screw), yang berfungsi sebagai pengunci
jangka sorong agar tidak bergeser pada saat melakukan pengukuran.
4) Skala imperial (Imperial scale), merupakan skala yang
tidak baku yang dalam bentuk satuan inchi.
5) Skala metrik (Metric scale), merupakan skala baku yang
digunakan secara internasioanal yang dalam bentuk satuan cm atau mm.
6) Pengukur kedalaman (depth measuring blade), berfungsi
sebagai alat untuk mengukur kedalaman suatu lubang.
7) Skala utama (main scale), di skala utama terdapat Skala
imperial (Imperial scale) dan Skala metrik (Metric scale).
8) Skala Nonius (nonius scale), skala nonius letaknya pada
ragang geser (skala geser) tepatnya di bawah sekrup pengunci (Locking screw).
Gambar 2.2 Bagian-Bagian Jangka
Sorong
(Sumber.http://www.needlethreadhere.com)
2.2.2 Jenis-Jenis jangka Sorong
Jenis-jenis
jangka sorong sebagai beikut:
1) Jangka Sorong Biasa (Manual), biasanya digunakan oleh
siswa-siswi di sekolah pada saat melakukan praktikum. Pengukuran dengan
menggunakan jangka sorong ini sedikit rumit karena melibatkan skala utama dan
skala nonius.
Gambar 2.3 Jangka Sorong Manual
2) Jangka sorong analog, yaitu jangka sorong yang
pembacaannya menggunakan jarum ukuran analog yang ditempelkan pada bagian muka
(dengan stopper). Jangka sorong jenis ini lebih praktis dan efisien
dibandingkan dengan jangka sorong biasa (manual), namun ada jangka sorong yang
lebih praktis dari jangka sorong jenis ini.
Gambar 2.4 Jangka Sorong Analog
(Sumber. http:// ticktalk.wordpress.com)
3) Jangka sorong biasa dan analog dirasa kurang praktis dan
efisien maka orang-orang mulai membuat jangka sorong yang lebih praktis dan
efisien. Seiring perkembangan zaman dan teknologi maka orang-orang sudah bisa
membuat jangka sorong digital. Jangka sorong digital mampu secara langsung
menjukan berapa besarnya hasil pengukuran suatu benda yang kita lakukan tanpa
melakukan perhitungan atau kalibrasi.
Gambar 2.5 Jangka Sorong Digital
2.2.3 Cara Menentukan Ketelitian Jangka Sorong Manual
Cara
menentukan ketelitian jangka sorong manual sebagai berikut:
1) Jangka
Sorong dengan Ketelitian 0.02 mm
Gambar 2.6 Jangka Sorong dengan Ketelitian 0.02 mm
(Sumber. http:// suryaputra2009.files.wordpress.com)
a. Pada gambar di atas terbaca 49 Skala Utama = 50 Skala
Nonius
b. Besarnya 1 skala nonius = 1/50 x 49 Skala Utama = 0,98
Skala Utama
c. Maka Ketelitian dari jangka sorong tersebut adalah = 1 –
0,98 = 0,02 mm
d. Atau Ketelitian jangka sorong itu adalah 1 bagian Skala utama
dibagi jumlah skala nonius = 1/50 = 0,02 mm
2) Jangka Sorong dengan Ketelitian 0.05 mm
Gambar 2.7 Jangka Sorong dengan Ketelitian 0.05
(Sumber. http:// suryaputra2009.files.wordpress.com)
a. Dari gambar di atas 39 Skala Utama = 20 Skala Nonius
b. Jadi besarnya 1 skala nonius = 1/20 x 39 Skala Utama
= 1,95 Skala Utama
c. Maka Ketelitian dari jangka sorong tersebut adalah = 2 –
1,95 = 0,05 mm
d. Atau Ketelitian
jangka sorong itu adalah 1 bagian Skala utama dibagi jumlah skala nonius
= 1/20 = 0,05 mm
2.3 Mikrometer Sekrup
Mikrometer
sekrup ialah alat presisi, masing-masing untuk mengukur diameter luar dan
dalam. Alat ini lebih teliti dari pada jangka sorong, dapat mengukur sampai
ketelitian 0.01 mm.
Gambar 2.8 Mikrometer Sekrup
(Sumber: http://wikipedia.org)
2.3.1 Bagian-Bagian Mikrometer Sekrup
Bagian-bagian
mikrometer sekrup sebagai berikut:
1) Bingkai
(Frame) ini berbentuk huruf C terbuat dari bahan logam yang tahan panas serta
dibuat agak tebal dan kuat. Tujuannya adalah untuk meminimalkan peregangan dan
pengerutan yang mengganggu pengukuran. Selain itu, bingkai dilapisi plastik
untuk meminimalkan transfer panas dari tangan ketika pengukuran karena jika
Anda memegang bingkai agak lama sehingga bingkai memanas sampai 10 derajat
celcius, maka setiap 10 cm baja akan memanjang sebesar 1/100 mm.
2) Landasan
(Anvil) ini berfungsi sebagai penahan ketika benda diletakan diantara anvil dan
spindle.
3) Gelendong
(Spindle) ini merupakan silinder yang dapat digerakan menuju landasan.
4) Pengunci
(lock) ini berfungsi sebagai penahan spindle agar tidak bergerak ketika
mengukur benda.
5) Sleeve
merupakn tempat skala utama.
6) Thimble
merupakan tempat skala nonius berada.
7) Ratchet
Knob untuk memajukan atau memundurkan spindel agar sisi benda yang akan diukur
tepat berada diantara spindle dan anvil.
Gambar 2.9
Bagian-Bagian Mikrometer Sekrup
2.3.2 Jenis-Jenis
Jangka Sorong
Jenis-jenis jangka sorong
sebagai berikut:
1) Mikrometer
luar (Outside micrometer /aka micrometer caliper) digunakan untuk mengukur
diameter kawat, tebal plat, dan tebal batang.
Gambar 2.10 Mikrometer Luar
(Sumber: http://wikipedia.org)
2) Mikrometer
dalam (Inside micrometer) digunakan untuk mengukur diameter dari suatu lubang.
Gambar 2.11 Mikrometer Dalam
(Sumber: http://wikipedia.org)
3) Mikrometer
kedalaman (Depth micrometer) digunakan untuk mengukur kedalaman dari suatu
lubang.
Gambar 2.12 Mikrometer Kedalaman
(Sumber: http://wikipedia.org)
2.3.3 Cara Menggunakan Mikrometer Sekrup
Cara
menggunakan mikrometer sekrup sebagai berikut:
1) Pastikan pengunci dalam keadaan terbuka.
2) Lakukan pengecekan ketika apakah poros tetap dan poros
geser bertemu skala dan skala nonius utama menunjukkan angka nol.
3) Buka rahang dengan menggerakkan pemutar ke arah kiri
sampai benda dapat masuk ke dalam rahang.
4) Letakkan benda dintara poros tetap dan poros geser lalu
tutup kembali rahang hingga tepat menjepit benda.
5) Putarlah Pengunci agar pemutar tidak bisa bergerak lagi.
Dengarkan bunyi “klik” yang muncul.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar